Menghadapi Masa Remaja pada Anak dengan Autisme
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan tantangan dan perubahan, baik secara fisik, intelektual, maupun sosial-emosional. Bagi anak dengan autisme, masa ini bisa menjadi lebih sulit dan membingungkan, karena mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami dunia di sekitar mereka. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan terapis perlu memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak dengan autisme di masa remajanya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi masa remaja anak dengan autisme adalah:
- Mengajarkan kemandirian dasar sedini mungkin. Anak dengan autisme perlu belajar untuk dapat mandi, BAB, BAK sendiri di kamar mandi. Juga mengurus kebersihan diri, seperti menyikat gigi, mencukur rambut, dan mengganti pakaian.
- Mengenalkan anggota tubuh dan seksualitas. Anak dengan autisme perlu mengetahui bagian tubuh pribadi, yang tidak boleh disentuh, dilihat, atau dibuka oleh orang lain, kecuali orang-orang tertentu (misalnya ibu dan dokter). Juga perlu mengetahui perubahan fisik yang terjadi pada tubuhnya saat pubertas, seperti menstruasi bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki. Orang tua perlu menjelaskan hal-hal ini dengan bahasa yang konkret dan tidak menggunakan perumpamaan.
- Membantu anak mengembangkan keterampilan sosial. Anak dengan autisme sering kali kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya atau lawan jenis. Mereka perlu belajar bagaimana berbicara, mendengarkan, mengekspresikan perasaan, menghormati pendapat orang lain, dan mengatasi konflik. Orang tua dapat membantu anak dengan autisme dengan memberikan contoh perilaku sosial yang baik, memberikan umpan balik positif, dan melatih anak dalam situasi sosial yang nyata atau simulasi.
- Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif. Anak dengan autisme biasanya memiliki minat atau bakat tertentu yang dapat dikembangkan sebagai potensi diri. Orang tua dapat mencari sekolah atau lembaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak dengan autisme. Misalnya sekolah inklusi yang memiliki tutor khusus, sekolah khusus yang memiliki program terapi perilaku dan persiapan kerja, atau kursus online yang sesuai dengan minat anak.
- Memberikan dukungan emosional. Anak dengan autisme sering kali mengalami stres, kecemasan, depresi, atau perilaku agresif akibat kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan di masa remajanya. Orang tua perlu memberikan dukungan emosional kepada anak dengan autisme dengan cara mendengarkan keluhannya, memberikan pengertian dan nasihat yang bijak, memberikan pujian dan penghargaan atas prestasinya, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Menghadapi masa remaja anak dengan autisme memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan dukungan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar, anak dengan autisme dapat melewati masa remaja dengan baik dan bahagia.