Mengapa Anak Remaja Sulit Mendengarkan? Hindari 5 Kesalahan Komunikasi Ini!

Memang tidak mudah menjadi orang tua di zaman sekarang. Dari pergaulan anak hingga kekhawatiran akan masa depan mereka, banyak hal yang bisa membuat kita cemas. Dan ketika anak melakukan kesalahan, naluri kita ingin segera menasehati, bukan? Namun, mengapa seringkali nasihat itu seolah-olah masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan, bahkan terkadang membuat anak semakin memberontak?

Anda tidak sendirian dalam menghadapi ini, terutama bila anak Anda berada di usia remaja. Mari kita ulas beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dan bagaimana cara mengatasinya agar nasihat kita didengarkan oleh anak.


Kesalahan Pertama: Tidak Memberikan Ruang untuk Anak Berbicara

Cobalah memposisikan diri sebagai teman diskusi anak Anda, terutama jika mereka sudah beranjak remaja. Jadikan percakapan sebagai ruang dua arah; dengarkan juga apa yang mereka rasakan dan pikirkan.


Kesalahan Kedua: Memberikan Nasihat Saat Emosi Sedang Tinggi

Pernahkah Anda menasihati anak saat mereka terlambat pulang, dan Anda langsung memberikan ceramah panjang lebar tentang bahaya pulang larut? Bagaimana respons mereka? Melawan, diam, atau menerima? Pada saat seperti itu, emosi anak juga sedang bergejolak, mungkin karena mereka merasa bersalah atau terganggu karena 'diceramahi'. Nasihat di saat seperti ini sering kali tidak efektif. Cobalah berbicara ketika situasi lebih tenang. Saat anak rileks, mereka lebih terbuka dan dapat memproses apa yang Anda sampaikan tanpa terbebani emosi yang mendadak.


Kesalahan Ketiga: Kurangnya Hubungan Positif

Renungkan kembali hubungan Anda dengan anak. Apakah Anda sering meluangkan waktu berkualitas bersama? Apakah interaksi Anda selama ini lebih banyak positif atau justru sebaliknya? Hubungan yang erat dan positif adalah kunci agar anak mau mendengarkan Anda. Jika selama ini Anda merasa selalu benar dan kurang memberikan ruang untuk anak mengungkapkan pendapatnya, ini bisa menjadi penghalang.


Kesalahan Keempat: Tidak Mengakui dan Menghargai Usaha Anak

Seringkali sebagai orang tua, kita cenderung fokus pada hasil akhir daripada proses yang dilalui anak. Ketika anak berusaha memperbaiki perilaku atau mencoba hal baru, penting untuk mengakui dan menghargai usaha mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Anda memperhatikan tidak hanya hasil tetapi juga proses belajar dan usaha mereka, yang dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri anak.

Kesalahan Kelima: Gaya Komunikasi yang Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Anak

Setiap anak unik dan cara mereka menerima informasi bisa berbeda. Sebagai orang tua, mengidentifikasi gaya komunikasi yang paling efektif dengan anak Anda adalah kunci utamanya. Beberapa anak mungkin lebih responsif dengan komunikasi verbal langsung, sementara yang lain mungkin lebih memahami melalui contoh atau aktivitas bersama. Menyesuaikan cara Anda berkomunikasi bukan hanya akan membantu anak lebih memahami apa yang Anda sampaikan, tapi juga memperkuat koneksi Anda dengan mereka.


Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun, kadang emosi kita juga bisa terbawa, terutama ketika melihat anak tidak mengikuti nasihat yang kita berikan. Membangun komunikasi dua arah, memberikan contoh perilaku yang baik, dan memastikan kita ada untuk mereka adalah langkah-langkah yang bisa membuat nasihat kita lebih mudah diterima oleh anak.

image
image